Friday, 3 March 2017

'Suara Tawa' Di Malam Hari Gunung Panderman



Aku mau bagi pengalaman dalam pendakianku nih. Tepatnya saat mendaki di gunung Panderman Batu Malang tanggal 22 oktober 2016 lalu. Pendakianku bersama suamiku. Kami hanya berdua. Domisili kami Mojokerto. Ketika itu kami mulai mendaki pada pukul Sembilan malam.
Ketika berada di parkiran kami bertemu dan mendapat sepasang teman perjalanan sehingga kami pun menjadi mendaki berempat. Sepanjang perjalanan terasa biasa saja seperti pada umumnya.
Namun di tengah perjalanan aku merasa ingin istirahat sehingga sepasang teman baru kami jalan terlebih dulu. Di situlah mulai terjadi hal-hal aneh yang kami rasakan (masing-masing kami nggak cerita apa yang kami alami) yang aku rasakan ada yang menatapku dari kejauhan dan aura negatif itu sangat kuat bagiku.
Namun hal itu tak nampak mata, sehingga aku menganggapnya hanya sebagai khayalku saja karena efek kelelahan. Kami pun lalu melanjutkan perjalanan, namun sepanjang perjalanan serasa ada yang mengikuti kami sedangkan di belakang kami tidak nampak orang hingga camp ground.
Kami akhirnya sampai di camp ground, disana pun sudah ramai. Maklum hari itu sabtu malam minggu juga. Kami sampai di camp ground sekitar setengah sebelas malam.
Kami dapat tempat untuk mendirikan tenda di pinggir. Tenda pun dibangun. Setelah tenda siap dan tertata aku minta antar suamiku untuk buang air kecil tepatnya sekitar pukul setengah dua belas malam di turunan sebelah tenda. Disanalah terjadi hal yang lebih aneh lagi.
Jarak 100 meter dari aku berdiri tampak sesosok putih berambut panjang namun tak nampak muka, awalnya aku menganggapnya bahwa itu bayangan biasa hingga ku berdiri lagi habis buang air kecil namun hal itu masih ada. Aku lalu berusaha tenang (suamiku hanya senter-senter ke arah itu namun masih diam nggak cerita).

Tuesday, 28 February 2017

Pendaki Gunung Dempo Meninggal Karena Hypothermia Saat Mengikuti Diksar



Berita duka dari dunia pendakian Indonesia. Febrianto Akbar (18),tewas di Gunung Dempo. Diduga kuat, anggota Mapala Fajarpala Palcomtech Palembang ini tewas lantaran terkena hypothermia.

Sekretaris BPBD Rolly Kudata SE mengatakan, ada 2 pendaki Gunung Dempo yang merupakan mahasiswa asal Palcomtek Palembang terpaksa dievakuasi karena meninggal & kritis saat mengikuti Diksar di Dempo.

“1 sudah di evakuasi dalam kondisi meninggal (FA) & sudah berada di kamar mayat RSD Besemah & 1 lagi masih dalam perawatan setelah di evakuasi,” ungkapnya.

Kemudian, menurut Rolly, semua teman-teman korban sudah dievakuasi termasuk yang masih hidup tapi sudah kondisi kritis. “Kita sudah evakuasi semua pendaki & termasuk 2 korban yang sudah sampai di RSD Besemah,” ujar dia.

Sunday, 19 February 2017

Apa Enaknya Sih Naik Gunung?

Apa sih enaknya naik gunung?




Perasaan menurut gua cuma bikin badan cape & pegel-pegel aja deh?? Belum lagi yang terbiasa hidup manja, beeeh dijamin udah ketakutan sendiri kalo pertama kalo diajakin naik gunung. Nah inilah yg melintas dibenak saya pas ada yang ngajakin naik gunung pertama kali, tapi mimin orangnya ga manja yaa hehehe. Pasti hampir semua orang juga beranggapan begitu ketika belum pernah nyobain naik gunung.

Tapi coba deh liat yang udah naik gunung sekali, dua kali, pasti doi malah ketagihan dan pengin terus naik-naik ke puncak gunung hehe. Badan berasa pegel-pegel malah kalo udah lama ga naik gunung, istilahnya demam gunung haha. Hati merasa rindu setengah mati kalo lama ga naik puncak.

Apa sih sebenernya yg bikin ketagihan naik gunung?

Berikut KAIL OUTDOOR bakal coba jelasin, kenapa kalian harus cobain naik gunung.

Friday, 17 February 2017

Pengalaman Pertama Mendaki Gunung, Langsung Mendaki Gunung Tertinggi Di Jawa, Gunung Semeru.

Selamat malam. Perkenalkan sebelumnya, nama saya Fatkhurrokhman Sidiq, tapi temen-temen cukup panggil saya Paung, karena itu nama beken saya dari kecil yang diberikan oleh orang tua saya. Sedikit saya mau berbagi cerita tentang pengalaman saya yang pertama kali dalam mendaki gunung, dan saya langsung mencoba mendaki Gunung Tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Gunung Semeru, di Malang Jawa Timur. Wuiih keren bener, baru pertama kali mendaki, langsung mendaki gunung tertinggi di Jawa?? Serius??

Sebenernya, untuk kegiatan outdoor atau khususnya pendakian, ini bukan pengalaman pertama saya. Sebelum-sebelumnya saya pernah mendaki beberapa bukit di kota saya tinggal, Pemalang, itu pun hanya bukit-bukit dengan ketinggian yang kecil. Jadi, pengalaman tersebut tidak saya hitung sebagai pengalaman mendaki gunung. Tidak hanya itu, saya juga pernah mendaki 2x Gunung Prau, Dieng, itu juga tidak saya hitung sebagai pengalaman mendaki gunung. Karena menurut saya, gunung itu ya yang ada kawahnya hehehe Tapi, pengalaman-pengalaman tersebut menjadi bekal saya untuk mencoba mendaki gunung yang sesungguhnya. Dan kebetulan saya dikasih kesempatan oleh Allah, untuk mendaki pertama kali adalah mendaki gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Iya itu tuh, yang di film 5cm itu loh... Hehehe


Gunung Semeru sendiri memiliki ketinggian 3676 MDPL (meter diatas permukaan laut. Tentunya ini bukan ketinggian yang main-main, apalagi untuk pemula seperti saya ini yang belum pernah mendaki gunung sebelumnya. Apalagi dengan kondisi cuaca di Gunung Semeru yang tergolong cukup ekstrim, bahkan kadang mencapai minus nol derajat celcius. Banyak pertimbangan yang saya pikirkan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk memberanikan diri ikut teman saya, Arif, yang terbilang sudah pendaki senior, karena doi sudah banyak mendaki beberapa gunung di Indonesia. Itu adalah salah satu faktor yang mendorong saya berani untuk mencoba mendaki Gunung Semeru.

Faktor kedua yang memantapkan diri saya adalah pengalaman-pengalaman saya mendaki beberapa bukit di Pemalang dan Gunung Prau di Dieng. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, saya berfikir saya sudah siap untuk mencoba mendaki gunung yang sebenarnya. Tidak hanya itu, sebelum saya melakukan pendakian Gunung Semeru, saya juga sudah menyiapkan fisik saya dengan olahraga. Setidaknya olahraga yang saya lakukan adalah lari/joging, naik turun tangga, push up, angkat beban, intinya adalah menyiapkan otot-otot tubuh saya untuk menyesuaikan dengan pendakian. Seperti otot kaki, otot punggung, otot tangan, dan ketahanan daya tahan fisik saya. Karena Gunung Semeru sangat banyak menguras fisik kita. Kira-kira satu bulan saya melakukan olahraga persiapan sebelum berangkat mendaki Gunung Semeru.