Friday, 17 February 2017

Pengalaman Pertama Mendaki Gunung, Langsung Mendaki Gunung Tertinggi Di Jawa, Gunung Semeru.

Selamat malam. Perkenalkan sebelumnya, nama saya Fatkhurrokhman Sidiq, tapi temen-temen cukup panggil saya Paung, karena itu nama beken saya dari kecil yang diberikan oleh orang tua saya. Sedikit saya mau berbagi cerita tentang pengalaman saya yang pertama kali dalam mendaki gunung, dan saya langsung mencoba mendaki Gunung Tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Gunung Semeru, di Malang Jawa Timur. Wuiih keren bener, baru pertama kali mendaki, langsung mendaki gunung tertinggi di Jawa?? Serius??

Sebenernya, untuk kegiatan outdoor atau khususnya pendakian, ini bukan pengalaman pertama saya. Sebelum-sebelumnya saya pernah mendaki beberapa bukit di kota saya tinggal, Pemalang, itu pun hanya bukit-bukit dengan ketinggian yang kecil. Jadi, pengalaman tersebut tidak saya hitung sebagai pengalaman mendaki gunung. Tidak hanya itu, saya juga pernah mendaki 2x Gunung Prau, Dieng, itu juga tidak saya hitung sebagai pengalaman mendaki gunung. Karena menurut saya, gunung itu ya yang ada kawahnya hehehe Tapi, pengalaman-pengalaman tersebut menjadi bekal saya untuk mencoba mendaki gunung yang sesungguhnya. Dan kebetulan saya dikasih kesempatan oleh Allah, untuk mendaki pertama kali adalah mendaki gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Iya itu tuh, yang di film 5cm itu loh... Hehehe


Gunung Semeru sendiri memiliki ketinggian 3676 MDPL (meter diatas permukaan laut. Tentunya ini bukan ketinggian yang main-main, apalagi untuk pemula seperti saya ini yang belum pernah mendaki gunung sebelumnya. Apalagi dengan kondisi cuaca di Gunung Semeru yang tergolong cukup ekstrim, bahkan kadang mencapai minus nol derajat celcius. Banyak pertimbangan yang saya pikirkan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk memberanikan diri ikut teman saya, Arif, yang terbilang sudah pendaki senior, karena doi sudah banyak mendaki beberapa gunung di Indonesia. Itu adalah salah satu faktor yang mendorong saya berani untuk mencoba mendaki Gunung Semeru.

Faktor kedua yang memantapkan diri saya adalah pengalaman-pengalaman saya mendaki beberapa bukit di Pemalang dan Gunung Prau di Dieng. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, saya berfikir saya sudah siap untuk mencoba mendaki gunung yang sebenarnya. Tidak hanya itu, sebelum saya melakukan pendakian Gunung Semeru, saya juga sudah menyiapkan fisik saya dengan olahraga. Setidaknya olahraga yang saya lakukan adalah lari/joging, naik turun tangga, push up, angkat beban, intinya adalah menyiapkan otot-otot tubuh saya untuk menyesuaikan dengan pendakian. Seperti otot kaki, otot punggung, otot tangan, dan ketahanan daya tahan fisik saya. Karena Gunung Semeru sangat banyak menguras fisik kita. Kira-kira satu bulan saya melakukan olahraga persiapan sebelum berangkat mendaki Gunung Semeru.



Dan satu hal lagi faktor terpenting, do'a restu dari kedua orang tua saya. Itu yang terpenting dari semua. Tanpa itu, saya tidak akan pernah bisa mencapai puncak Mahameru.



Saya berangkat dari rumah Sabtu, 16 Juli 2016. Saya dari rumah menggunakan Bus untuk menuju ke Tegal, karena pemberangkatan kereta dari Stasiun Tegal. Saya sangat berterima kasih kepada temen semasa SMK saya, Rosyid, yang mau membantu mengantarkan saya dari Pantura (saat saya turun dari Bus) ke Stasiun Tegal. Dari Stasiun Tegal, saya berangkat bersama dua orang, Arif dan satunya lagi temen dari Arif, Ahmad. Kedua orang ini semua sudah pernah mendaki gunung, jadi dari ketiga orang yang berangkat dari Tegal ini, hanya saya yang masih newbi dalam pendakian. Kita berangkat dari Stasiun Tegal sekitar pukul 19.30 WIB, ya agak molor-molor dikitlaaah biasa. Rencana kita nanti bakal mendaki dengan total anggota 3 orang dari Tegal, 3 orang dari Blora, dan 5 orang dari Jakarta. 3 orang dari Blora ini sebelumnya sudah pernah satu pendakian dengan Arif, jadi bisa dibilang temen ketemu di gunung wkwk. Dan ke 5 orang dari Jakarta ini, temen ketemu di Instagram. Hahaha Pasalnya Arif dengan si 5 orang dari Jakarta ini emang ketemu dan janjian bakal share cost pendakian Gunung Semeru via IG.

Ketiga orang dari Blora yaitu Agung, Andri, dan Rizki. Terus 5 orang dari Jakarta, ada dua orang yang beranama Reza jadi sebut aja Reza 1, Reza 2, kemudian Si Cema, Devi, dan Elva. Oya satu lagi temen yang bakal jadi tourguide kita, namanya Om Wahyu wkwk. Sebut aja doi penduduk lokal, yang tau seluk beluk Gunung Semeru. Haha Doi juga sebelumnya sudah kenal dengan 3 orang dari Blora dan Arif, kayaknya mereka berlima temen lama ngetrip.

Singkat cerita, sekitar pukul 08.00 WIB kita semua sampai di Stasiun Malang. Dari Stasiun Malang, kita menuju basecamp penyewaan mobil Jeep yang nantinya akan mengantar kita ke Basecamp Ranupani. Dari Stasiun Malang ke Basecamp Jeep, kita menyewa angkutan kota. Sesampainya di basecamp Jeep, kita istirahat sebentar, beli perbekalan logistik, dan packing-packing semua ditaruh di Jeep. Nah setelah selesai packing carriel ke jeep, kita ber 12 orang diangkutlah oleh Jeep untuk jalan sekaligus membeli perbekalan logistik di Indomaret. Ternyata kita punya tambahan 2 orang lagi. Namanya masbro Fauzan dan masbro Galang, mereka berdua berasal dari Tangerang. Kita ketemu dengan mereka berdua ketika kita beli logistik. Jadi total kita ber 14 orang dalam satu grup pendakian ini. WOW banyak bingits ya, saya jadi nambah temen sekaligus saudara jauh hehe. Inilah salah satu yang kita dapat dari kegiatan pendakian, nambah temen dan keluarga.

Menuju Basecamp Ranupani

Selama perjalanan menuju basecamp Ranupani, kita bejubel dah tu dalam 1 Jeep, 14 orang, 15 orang kalo bang supirnya diitung hehe. Keindahan alamnya yahud bro. Selama perjalanan kita disuguhi pemandangan alam yang cantik dari kota Malang ini.  Selain itu juga banyak ditemui para bule lalu lalang juga. Maklumlah, Semeru dan Bromo ini memang jadi primadona wisatawan lokal maupun interlokal, eh maksudnya internasional, bule. Hahaha Selama perjalanan beberapa kali kita melewati jalananan offroad, ngeri- geri gimana gitu sih, soalnya kita semua kaga sering yang beginian. Tapi itu semua terbayar dengan keindahan alam selama dalam perjalanan. Bromo, dan bukit teletubies pun nampak jelas selama dalam perjalanan. Alhamdulillah cuaca cerah, jadi semua pemandangan terlihat dengan indahnya.

Finally, sampailah kita semua. Turun dari Jeep. For your info, Jeep ga bisa ngater kita sampe basecamp Ranupani. Jeep cuma ngater sampai di parkiran khusus. Dari parkiran kita sedikit jalan menuju basecamp. Ya itung-itung pemasananlah hehe. Kita sampai basecamp sekitar jam 15.00 WIB kalau tidak salah. Saya lupa hehe. Sesampainya disana, perwakilan dari kita mengurus Simaksi. Setelah Simaksi, kita akan di briefing oleh petugas tentang aturan-aturan dan larangan selama pendakian Gunung Semeru. Dan sedikit sharing tentang apa-apa yang pernah terjadi di Semeru. Salah satunya sharing tentang temen pendaki yang meninggal di atas. Hmm nambah takut aja nih. Tapi tak apa, ini sekaligus buat pengingat kita, agar tetap berhati-hati dan tetap dalam rule. Setelah briefing selesai, kita dibagi dua kelompok, 7 orang memutuskan langsung tracking. Dan 7 orang termasuk saya, memutuskan untuk ngecamp dulu, dan mulai tracking besoknya, Senen 18 Juli 2016. Sebelumnya kita janjian, bakal ketemu di Kalimati.

Pengalaman Horor Di Ranuregulo.



Kita bertujuh, saya, Arif, Ahmad, Agung, Andri, Rizki, dan Wahyu memutuskan untuk mendirikan tenda di Ranuregulo. Ranukumbolo versi kecil hehehe. Sedikit jalan turun untuk menunu Ranuregulo. Persis disaping danau, ada dataran yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Saat itu hanya ada kita yang mendirikan tenda (2 tenda). Bergegas kita mendirikan tenda karena gerimis makin lebat.

Singkat cerita sampailah kita di malam hari hehe. Seperti biasa, setelah mendirikan tenda pastilah kita ngopi-ngopi santai dulu untuk melepas lelah selama perjalanan tadi. Cerita sana sini, ngobrol sana sini. Nah giliran malam mulai larut, malah ngobrol pengalaman mistis di tiap pendakian yang pernah mereka lakukan. Saya mah dengerin aja. Noh paling demen cerita ya si Arif sama Wahyu. Mereka ngobrol terus, yang lainnya sudah masuk tenda untuk istirahat.

Singkatnya, kita semua sudah masuk tenda dan bersiap untuk istirahat berharap besok cerah tidak hujan. Malam ini kita istirahat ditemani rintik hujan yang sedari sore awet tak kunjung berhenti. Ada pengalaman unik selama saya dan temen-temen ngecamp di Ranupani. Sekitar pukukl 01.00 WIB, tengah malem tuh. Saya mendengar suara ramai lalu lalang orang, kayak banyak orang yang berdatangan untuk ngecamp juga disitu. Bahkan sangat ramai suara tersebut, seperti pasar. Pikir saya, ah mungkin emang banyak orang baru datang dan mau beristirahat juga seperti kita. Saya ga pikir panjang ya walaupun ada rasa merinding sedikit, lanjut tidur. Keesokan harinya saya kaget, ternyata disitu tidak ada tenda selain dua tenda kita. Lah yang semalem ramai-ramai itu siapa? Saya tanya sama temen-temen, dan ternyata cuma ada 3 orang yang mendengar fenomena semalam. Akhirnya si Wahyu bercerita kalau disitu, di Ranupani memang tergolong tempat yang banyak 'begituan', berdasarkan pengalaman-pengalaman dari pendaki lain. Hmm.. Tapi alhamdulillaah tidak sampai menampakkan diri ke kita wkwkwk.

Mulai Tracking Pukul 10.00 WIB dari Ranupani.



Masih diguyur hujan ringan hingga pagi, kita tunggu barangkali agak siangan terang. Berharap terang. Nah malah awet sampe siang. Akhirnya kita memutuskan untuk gulung tenda dan bersiap mulai tracking. Bismillaah.. Kita mulai tracking sekitar pukul 10.00 WIB dari gerbang pendakian gunung Semeru. Seperti nampak difoto, itu ga tau kemana si Wahyu kaga ikut foto haha. Bismillaah tracking dengan ditemani rintik hujan. Dengan tracking yang santai, tidak terburu-buru karena kondisi cuaca juga hujan. Langkah demi langkah, pos demi pos, akhirnya kita sampai di Kalimati sekitar pukul 18.00 WIB, pas Maghrib. Alhamdulillaah. Tepat waktu, karena dari briefing yang dilakukan di bawah tadi, pas di basecamp Ranupani, tidak dianjurkan untuk tracking malam hari. Karena masih banyaknya hewan-hewan buas asli Semeru yang sering muncul lalu lalang, pas malam hari. Kita semua sangat bersyukur bisa sampai di Kalimati tepat waktu. Setelah 8 jam tracking dari Ranupani sampai Kalimati.

Sesampainya di Kalimati, kita langsung mencari teman kita yang terlebih dulu tracking dari kemarin. Akhirnya ketemu juga. Langsung kita mendirikan tenda untuk sejenak melepas lelah sebelum nanti malam hari, kita Summit Attack Puncah Mahameru, puncak abadi para dewa. Seperti biasa setelah mendirikan tenda, kita ngopi-ngopi santai dan masak-masakan. Beruntung dalam rombongan ini ada koki handal dari Blora, Bro  Agung dan Bro Andri wkwk. Kalian berdua emang koki gunung sejati wkwk. Yang lain tetap memberi semangat untuk kedua koki gunung tersebut wkwkwk dan menanti masakan matang.

Setelah menanti dan menanti akhirnya tibalah waktunya untuk santap malam hahaha. Kita santap malam rame-rame dengan digelarnya makanan diatas plastik bersih, kita santap bareng-bareng. Inilah momen-momen yang bakal dikangenin saat digunung. Makan bareng sambil bercengkrama wkwkwk. Singkat cerita, habislah makanan setelah disantap bareng-bareng wkwk. Kita ngopi-ngopi santai sambil istirahat untuk mengisi tenaga, bekal untuk Summit Attack nanti malam.

Summit Attack Puncak Mahameru.



Setelah isitirahat, kita putuskan summit attack sekitar pukul 00.00 WIB 19 Juli 2016. Ada satu teman kita, Reza 2, dari Jakarta yang memutuskan untuk tidak ikut dalam Summit Attack kali ini. Dia memutuskan untuk tidak ikut, karena melihat kondisi badannya sendiri yang sudah tidak sanggup untuk ikut Summit Attack. Ini lebih baik, dari pada memaksakan, tapi malah berujung maut. Sebelum melakukan Summit Attack, kita dibriefing dulu sama ketua regu sekaligus Tour Guide kita, bro Wahyu hehe. Dalam briefingnya bro Wahyu intinya mengatakan, jangan terpisah dengan regu, kalau ada yang cape atau tidak kuat, bilang saja ke anggota regu, karena kita bakal melewati medan yang amat terjal. Serta, jangan ada rasa sombong dihati kita sekecilpun, banyak mengingat atau dzikir, jangan melamun, intinya tetap bekerja sama untuk sampai di puncak.

Perlu kita ketahui, sebelum sampai puncak Mahameru, saat summit attack kita bakal menjumpai belantara hutan di awal perjalanan, dan juga akan melewati Bleng 75, yang terkenal dengan Zona Tengkorak. Karena sering terjadinya peristiwa mengerikan disini.

Selama summit attack, kita akan melalui jalur dengan kemiringan ekstrim dan berpasir. Disini kita akan diuji ketahanan tubuh kita serta mental kita. Pasalnya disini kita akan dikuras habis tenaga kita,  karena kemiringan ditambah medan berpasir. Perlu catatan juga, disini konon ada pendaki yang tewas karena tertimpa batu dari atas. Memang selain berpasir, disini juga banyak bebatuan yang sering jatuh kebawah akibat tidak sengaja terinjak pendaki yang di atas. Ini patut diwaspadai.  Di sini kamu bakal sering mendengar teriakan, "Awas batu!" Itu artinya kamu harus sangat waspada. Haru konsentrasi, harus tetap kerja sama.

Sekitar pukul 5 subuh, akhirnya kita sampai di Puncak Abadi Para Dewa, Puncak Mahameru. Alhamdulillaah, Subhanallaah. Kalimat kalimat indah itu sering saya ucapkan sesampainya di atas. Saya tidak mengira, saya bakal sampai di sini. Dengan badan yang menggigil karena dinginnya puncak semeru, walaupun saya sudah memakai pakaian yang tebal dengan jaket yang double, tetap dinginnya Mahameru menembus badan hingga menggigil.



Sambil menunggu Sang Mentari mulai menampakkan diri, berharap agar mengurangi rasa dingin ini. Subhanallah, indah sekali sunrise di Puncak Mahameru. Saya tetap tak menyangka bakal sampai di Puncak Tertinggi di Pulau Jawa. Subhanallaah, Alhamdulillaah.. Tanpa kuasa dari Allah, tanpa kekuatan yang Allah berikan, tanpa doa restu dari kedua orang tua saya, rasanya tidak mungkin saya bisa sampai di titik ini. Alhamdulillaah Ya Allaah..



Kita di puncak sampai sekitar pukul 8 pagi. Setelah Matahari mulai terik, dan sudah punya banyak stok foto hahaha, kita putuskan untuk turun. Dari puncak sampai ke Kalimati, hanya memakan waktu selama kurang lebih 1 jam. Berbeda sekali dengan saat kita naik, kita perlu sekitar 5 - 6 jam. Tapi perlu di waspadai saat turun, karena kondisi medan turunan yang tajam serta berpasir dan berbatu. Banyak para pendaki yang hilang terjatuh ke Bleng 75 karena terlalu menikmati seluncuran disini. Pasalnya memang disini kita turun seperi main ski. Jadi kita tetap harus waspada saat turun dari puncak.



Selasa 19 Juli 2016 pagi Alhamdulillaah kita semua, rombongan grup kita ber 13 selamat semua sampai kembali ke tenda di sambut teman kita 1, Si Reza 2 yang stay di tenda. Hehehe Alhamdulillaah semua selamat. Kita beristirahat dulu di tenda, di Kalimati sampai siang hari. Dan siang harinya memutuskan untuk turun ke Ranukumbolo.

Ranukumbolo cantik sekali kau.



Selasa Sore, 19 Juli 2016 kita sudah di Ranukumbolo brooo... Tidak hanya saat Summit Attack, ketika di Ranukumbolo, malam harinya pun Cerah, bahkan Bulan Purnama. Subhanallaah cantik sekali Rakum malam itu. Sakin cantiknya, kita semua terpesona menikmati indahnya malam itu dan tak ada satu pun dari kita yang mengambil foto indahnya malam itu. Bener bener rasa syukur tak lepas dari mulut. Begitu bersyukurnya 2 malam di Semeru diberikan cuaca yang cerah.

Kita bermalam di Ranukumbolo selama 1 malam, malam harinya yang begitu indah, begitu cerah, bahkan kita merasa hangat, tak seperti di Ranukumbolo. Begitu hangatnya, sampai kita semua tertidur serasa tidur di rumah dengan kasur yang empuk. Tak sedikitpun hawa dingin mampir. Subhanallaah. Alhamdulillaah nikmat sekali.

Turun Ke Basecamp Ranupani.

Setelah menikmati indahnya Purnama di Ranukumbolo dan bersantai-santai di sana, akhirnya Rabu, 20 Juli 2016 kita ber 13 putuskan untuk turun ke basecamp Ranupani, sebelum kemarin (19 Juli 2016) temen sekaligus Tourguide kita, bro Wahyu memutuskan untuk turun duluan. Kita turun dari Rakum awalnya terang dan cerah, tapidi pertengahan jalan, turunlah gerimis. Jadilah kita turun gunung ditemani gerimis sampai basecamp Ranupani. Kita sampai Ranupani sekitar pukul 18.00 WIB. Istirahat sejenak melepas lelah setelah turun gunung. Sekitar pukul 21.00 kita dijemput mobil Jeep yang kemarin mengantar kita ke Ranupani. Jadi kita sewa Jeep itu untuk antar jemput, sebelumnya sudah janjian dulu ya sama yang empunya Jeep. Ngeri alias serem. Malem-malem ngeJeep dari Ranupani, pandangan terhalang kabut dan ditemani gerimis. Saya pribadi agak takut, wajarlah dengan medan offroad dan sebelah kiri ada jurang, pandangan terbatas karena kabut. Alhamdulillaah bapak supirnya yang mirip Cak Lontong sudah mahir betul hehehe. Sampailah kita di Basecamp Tumpang Adventure.

Usailah perjalanan pendakian Gunung Semeru kita hehehe. Kita menginap di basecamp Tumpang Adventure selama 2 hari, dari tanggal 21 sampai 22 Juli 2016. Untuk temen-temen yang mau mendaki gunung Semeru, sekiranya mau istirahat menginap, mampir aja di basecamp Tumpang Adventure. Orangnya ramah-ramah, tempatnya nyaman dan bersih. Asli rekomen bangetlah hehe

Kesimpulannya adalah, di pendakian pertama saya ini, yang langsung mendaki gunung tertinggi di Jawa, sangat memuaskan dan menyenangkan. Ditemani para pendaki yang terbilang senior-senior, dan koki-koki gunung terbaik dari Blora, cewe-cewe kece dari Jakarte, dan temen-temen kocak lainya, seru pokokelah. Selama seminggu bersama kalian, rasanya muantab abiiiiss gan.. Arif, Ahmad, Agung, Andri, Rizki, Wahyu, Reza 1, Reza 2, Cema, Devi, Elva, Fauzan, dan Galang Semoga kita dipertemukan kembali ya manteman di next trip. Wokeh deh sekian dulu cerita panjang dari saya. Nantikan cerita-cerita lainnya.. Terimakasih banyak yang sudah berkenan membaca cerita ga penting ini. Hehehe



3 comments:

  1. Wahh pasti sangat luar biasa rasanya ya bisa sampe mahameru

    ReplyDelete
  2. Keindahan alam, variasi trek pendakian yang memanjakan mata. Ditambah indahnya danau Ranu Kumbolo yang menghilangkan lelah setelah cukup jauh perjalanan. Belum pernah sampai kepuncak, karena cuaca yang kurang mendukung.


    Travel Lumajang

    ReplyDelete